Surat buat (Bekas) Laki-lakiku
Laki-lakiku, aku kehilanganmu lebih dari yang kau kira
Aku kembali ke tanah ini, tanah yang penuh kenangan. Udara yang kuhirup mengingatkanku padamu.
Di sini, di tanah ini, kita pernah bergandengan tangan. Mesra dan malu-malu. Lengkap dengan binar mata penuh kasih dan kerinduan. Ditingkahi dengan lelucon konyol yang membuatku tertawa lepas. Aku ingat binar matamu setiap memandangku. Kau ingat pameran Aceh Bangkit tahun lalu laki-lakiku? Seseorang berniat memberimu buku tentang Islam supaya kau dapat menjadi suami yang baik bagiku, dan aku menyeringai antara geli, harap, jengah dan takut. Sebaliknya kamu dengan tenang mengambil beberapa buku gratis itu dan membawanya pulang. Free books, who doesn’t want them?
Kamu ingat saat menemaniku makan malam bersama teman dari
Laki-lakiku, aku telah merelakanmu pergi. Life goes on. Aku tidak dapat hidup di masa lalu dan terus mengharapmu kembali. Aku juga tidak menginginkannya. Hanya ijinkan aku untuk menikmati kembali sebongkah kenangan indah ini.
Semua kenangan bersamamu merupakan kenangan yang indah. Nyaris tanpa cacat (termasuk saat perih itu terjadi). Terima kasih telah mengukir sebagian hidupku dengan kenangan indah. Bahagialah dalam hidupmu.
Dari (bekas) perempuanmu
0 Comments:
Post a Comment
<< Home