full time angel

Thursday, July 27, 2006

Jogja after the earthquake 2

My taxi driver, who is an earthquake survivor in Jogja, told me his stories. One morning, few weeks after the earthquake, he had two passengers. They stayed at a guesthouse belongs to a reputable university in Jogja. Both were civil servants and sent down to Jogja to assess the impacts of the earthquake. One of those ‘respected’ men, told his colleague that media was overexposing the situation. That guy said that the real situation is not as horrible as seen on TV or newspaper. He even mentioned that the people could get some money because of the earthquake. They could be richer than before. The more disaster they have, the more money will come. It can be sort of ‘business’.

My taxi driver told me, ’I may not as rich as them, less educated. But I have dignity. What’s so good about having some amount of money, but we lost our loved ones. More than 5000 people killed. And it’s nothing to him. He wasn’t here with us. He didn’t know how horrifying it was. Mbak, we don’t need that kind of officer. He could do anything at his own hometown. Just leave us alone here.’

I didn’t know what to say. I understood his feeling. Hey…respected officer who went to very high respected schoolssss and holds so many degrees….don’t you have a feeling? Think before you open your mouth.

Jogja after the earthquake

It was on Monday morning. I went to office from my new flat for the first time (I should write down about my new flat).

I took a cab and chatted with the driver. I asked how his family was doing (it’s in Jogja after the earthquake on May 27, 2006, which killed more than 5000 people and displaced more than 1 million people). He told me that his family was fine, and so was his house…well..sort of. He told me that they did not live in a tent anymore and had restored their house. That driver told me that he couldn’t depend on others, not to government or to other parties. He pitied his neighbours who trusted the vice president’s promise. [JK, Indonesian vice president, once had promised the earthquake survivors some amount of money to support them restore their house. Alas, that money never had gone to survivors’ pocket (at least until now).] ssshhh no comment!!!

Friday, July 07, 2006

Boo


He calls me Boo

Thursday, July 06, 2006

cerita di balik lagu anak-anak...from sita

what about this one?
Bintang kecil...di langit yang biru....nah loh kan kalau langitnya masih biru (read: daytime) kita nggak bisa lihat bintangnya


dari seorang teman, sita, my big girl...it's hilarious

The story behind childrens songMessage:
Lagu anak-anak yang populer ternyata mengandungkesalahan, mengajarkankerancuan, dan menurunkan motivasi.

Mari kita buktikan :
1. "Balonku ada 5... rupa-rupa warnanya... merah,kuning,kelabu.. merah muda dan biru... meletus balonhijau, dorrrr!!!"Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balons ebenarnya ada6, bukan 5 !

2. "Aku seorang kapiten... mempunyai pedang panjang...kalo berjalan prok..prok..prok... aku seorang kapiten!"Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsis-tensi). Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi :"mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)...kalo berjalan prok..prok..prok.." nah, itubaru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : "mempunyai pedang panjang... kalo berjalan ndul..gondal..gandul.. atau srek..srek.. srek.."itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!

3. "Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosokgigi.. habis mandi ku tolong ibu..membersihkan tempat tidurku.."Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

4. "Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali..kiri kanan kulihat saja.. banyak pohoncemara.. 2X"Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangankonsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajammendaki lalu jadi bingung dan gak tau maungapain,bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gakmaju2!

5. "Naik kereta api tut..tut..tut.. siapa hendakturut keBandung.. Sby.. bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama"Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. PantesanPJKA rugi terus! terutama jalurJakarta-Bandung danJakarta-Surabaya!

6. "Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilangberbunyi..bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2..mengangguk2sambil bernyanyi tri li li..li..li..li..li.."Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itukalo nyanyi bunyinya cuit..cuit..cuit..! kalo tri li li li liitu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!

7. "Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi,kalo malam minum susu.."Ini jelas lagu dewasa dan bukan untuk konsumsi anak2!karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil,karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!